KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang maha Esa, berkat limpahan karunianya kami akhirnya dapat
menyelesaikan MAKALAH yang sederhana ini tepat pada waktunya. Makalah sederhana
yang kami buat ini dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Perencanaan
Pembelajaran Biologi yang dibimbing oleh Ibu Rospita Samosir Spd. Mpd.
Salah satu kunci
keberhasilan dalam belajar (dan juga dalam kehidupan dunia karir kita nanti
adalah adanya tujuan yang jelas. Tujuan biasanya menentukan hasil yang
akan Anda capai. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda bahwa setiap amal
perbuatan itu tergantung pada niat/tujuannya dan bahwa hasil yang akan
diperoleh orang yang bekerja tersebut akan sesuai dengan niat/tujuan yang ingin
dicapainya.
Begitu pula lah
tujuan kita dalam belajar, memperoleh pelajaran yang nantinya akan menumbuh kan
sikap yang baik dalam menjalankan kehidupan saat ini dan di hari – hari
selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan
terimakasih. Kami menyadari MAKALAH yang singkat dan sederhana ini memiliki
banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran ( yang membangun ) tetap
kami nantikan agar lebih sempurna lagi ilmu yang bisa kita dapat dari makalah
ini.
Universitas
Labuhan Batu
30 mei 2011
Kelompok III
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. 2
PENDAHULUAN
BAGAIMANA
MENAMBUHKAN SIKAP BELAJAR YANG BAIK………………… 3
- 4
ISI
PENGERTIAN
PEMBENTUKAN SIKAP DALAM BELAJAR………………………..5 - 8
TUJUAN
DALAM BELAJAR………………………………………………..… 9 - 10
PENUTUP…………………………………………………………………………………
11
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………….. 12
PENDAHULUAN
BAGAIMANA MENUMBUHKAN SIKAP BELAJAR YANG
BAIK
Kita sering
mendengar kasus dimana seorang pelajar mengeluh tentang kesulitannya pada
masalah belajar yang baik. Keluhan ini biasanya timbul menjelang ulangan umum
dan ujian. Keluhan tersebut terdengar ditelinga kita, misalnya “ belajar sudah
toh, tapi tidak bisa juga?”. Dipicu pertanyaan tersebut membuat pelajar menjadi
pesimis untuk belajar, akibatnya mengambil jalan lain yaitu menyontek misalnya
dengan mengambil sehelai kertas, kemudian mengguntingnya menjadi kecil – kecil
untuk dijadikan media mencontek. Mencontek ini menjadi sasaran pertama agar
hasil ulangan umum dan ujian mendapat nilai bagus.
Sehubungan dengan
masalah di atas, sebagai seorang mahasiswa sekaligus
calon guru perlu mengetahui kemudian menjelaskan bahwa untuk belajar yang baik
seorang siswa harus mengetahui dan memahami mengenai tujuan belajar, minat
terhadap pelajaran, percaya pada kemampuan diri sendiri dan keuletan.
Pelajar yang menekuni
pendidikan di sekolah maupun luar sekolah dicetak menjadi masyarakat
intelektual yang memiliki ilmu pengetahuan dan kecakapan hidup untuk menjawab
setiap masalah dan tantangan dalam berbagai aspek kehidupan ( ekonomi, sosial
budaya, politik, teknologi dan pendidikan itu sendiri) dalam masyarakat yang dinamis.
Menurut Sugihartono (2007) belajar merupakan
suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan
tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Maka pendidikan yang harus
diberikan kepada pelajar selain mencakup bekal ilmu pengetahuan juga pendidikan
yang mengandung nilai – nilai budi pekerti luhur yang akan merubah sikap dan
perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Melalui pendidikan suatu bangsa
dapat menguasai teknologi, menumbuhkan perekonomian serta mengintegrasikan
berbagai aspek kehidupan. Untuk mencapai semua ini, mulailah kita membiasakan
cara belajar yang baik.
“Mengetahui tujuan
belajar”
Belajar bukan saja
dilakukan saat menjelang ulangan umum atau ujian. Tetapi belajar harus
dijalankan setiap hari karena tujuan belajar bukan hanya semata – mata mencari
nilai yang bagus atau mendapatkan pujian belaka. Tujuan belajar adalah untuk
memperoleh pengetahuan dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari dalam membentuk sikap dan tingkah laku
dengan iringan mental yang kuat. Seorang pelajar harus menanamkan sikap sadar
pentingnya belajar.
“Minat terhadap
pelajaran”
Sebelum belajar, seorang
siswa hendaknya terlebih dahulu berminat pada pelajaran yang diikutinya. Bila
pelajar tidak menaruh minat tentunya akan timbul kesulitan dalam belajar.
Karena adanya minat dan ketertarikan terhadap suatu pelajaran akan mempermudah
proses pemahaman kita dalam mengikuti setiap mata pelajaran yang diberikan
guru. Bila sudah mempunyai suatu pemikiran tentang minat terhadap pelajaran,
akan timbul suatu kegembiraan dan kepuasan dalam usaha proses belajar.
Sebaliknya, bila seorang pelajar tidak minat terhadap pelajaran yang diikutinya
maka akan sulit dalam proses belajar.
Pada umumnya,
kesulitan belajar dengan baik disebabkan karena
tidak adanya minat terhadap mata pelajaran. Penyebabnya bermacam - macam
diantaranya ada yang benci kepada guru yang mengajarnya, shingga tidak minat
pada pelajaran yang diajarkannya. Mulai sekarang, sebagai pelajar yang baik
hendaknya memiliki minat pada seluruh mata pelajaran yang diikuti.
“Harus percaya
diri”
Krisis mental yang
dialami banyak pelajar adalah kurang atau bahkan tidak adanya rasa percaya pada
kemampuan diri sendiri. Hal ini akan memicu rasa pesimis dari usaha yang
dilakukannya. Seharusnya seorang pelajar berani menghadapi berbagai kesulitan
dan tantangan dalam belajar, karena akan mendorong kita untuk belajar dengan
serius dan sungguh - sungguh. Sebenarnya bila kita sudah siap belajar dan
mempunyai rasa percaya pada kemampuan diri sendiri, maka tidaklah sulit
mengerjakan soal dan semakin optimis dalam memperoleh hasilnya, tentunya akan
terhindar dari fenomena menyontek.
“Harus ulet”
Belajar tanpa
didasari keuletan tidak akan mendapatkan keberhasilan maksimal. Sebab keuletan
akan menunjang suatu keberhasilan terhadap target yang akan kita capai. Keuletan
dalam belajar sangatlah penting dmiliki seorang pelajar. Ketika menghadapi
ulangan atau ujian maka denyut jantung lebih cepat dan suasana lebih tegang
dari biasanya hal ini karena kurangnya persiapan dan keseriusan belajar. Dengan
sikap ulet maka pelajar selalu siap menghadapi ulangan atau ujian dan tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang disodorkan.
ISI
PENGERTIAN
PEMBENTUKAN SIKAP DALAM BELAJAR
Manusia diciptakan oleh Tuhan
sebagai khalifah di atas bumi dilengkapi dengan akal sehat serta hasrat ingin
tahu, sehingga ia selalu tanya atau mempertanyakan sesuatu, mulia dari hal-hal
yang sangat sederhana sampai kepada hal-hal yang sangat rumit. Oleh karena itu,
mengapa manusia belajar? Jawabannya adalah karena ia ingin mengetahui atau
memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan. Jawaban lengkapnya
adalah manusia belajar karena mempunyai bakat untuk belajar, yang dipacu
oleh sikap ingin tahun dan didukung oleh kemampuan untuk mengetahui.
Sampai saat ini masalah seksualitas
selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan
karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada
diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena seks
makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya.
Pada masa remaja rasa ingin tahu
terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang
lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi masalah
seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi
dari orang lain atau sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama
sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi
mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan
dengan dorongan seksual mereka sendiri (Handbook of adolescent psychology, 1980).
Tentu saja hal tersebut akan sangat
berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan
informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak
mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja
sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus
menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Pendidikan secara umum, merupakan
suatu usaha untuk menambah kecakapan, pengertian dan sikap belajar dan pengalaman
yang diperlukan untuk mementingkan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan
hidup. Usaha tersebut terdapat baik dalam masyarakat yang masih terbelakang
maupun masyarakat yang sudah maju atau masyarakat yang sangat maju.
Belajar mengajar sebagai salah satu
proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain
yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses
tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang bisa
dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Olehnya itu dalam desain pengajaran yang biasa disusun
guru terdapat salah satu komponen pengajaran. Begitu juga pendidik atau guru
merupakan seorang fasilitator, yang bertugas memfasilitasi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus
mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar
sendiri.
Usaha untuk mencapai pada tingkat
ilmu jiwa belajar tentunya kita harus lebih dahulu mengetahui tujuan umum
belajar beserta bagaimana tentang psikologi itu sendiri. Menurut Rene
Descartles (1596-1650) ilmu jiwa adalah ilmu tentang kesadaran lain halnya yang
dikemukakan oleh Sarlinto W. Sarwono yakni ilmu pengetahuan yang
mepelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya”. Dalam
ruang lingkup psikologi belajar ini banyak hal yang harus diketahui, seperti
teori-teori belajar, prinsip belajar, hakikat dan jenis-jenis belajar. Untuk
tahap ini ilmu jiwa belajar menjadi tujuan untuk lebih memahami karakter
pendidik dengan yang dididik, oleh karenanya untuk lebih memperjelas
bagaimana dengan isi-isi yang akan dibahas dalam makalah ini tentunya
harus berawal dari awal mula latar belakang pembelajaran psikologi
belajar ini dan menjadikan pola awal atau dasar yang kuat yang akan dijadikan
kunci pengetahuan umum pembahasan selanjutnya.
Menurut beberapa segi pandangan
dapat dibedakan jenis demokrasi. Demokrasi sendiri bukan merupakan tujuan, jika
efektivitas sistem politik merupakan tujuan akhir maka persaingan antara
partai-partai, dengan kata lain suatu model konflik atau popularitas dan
pemilih yang relatif nasional yang dapat mengadakan pilihan partai yang tepat,
akan dianggap sebagai syarat-syarat menguntungkan bagi demokrasi politik.
Demokrasi politik digambarkan
sebagai cara pembentukan kebijaksanaan yang ada selama anggota-anggota kelompok
mempunyai kemungkinan mempengaruhi isi, terwujudnya dan dampak kebijaksanaan
kelompok secara langsung atau tidak langsung. Menurut pendapat demikian masih
ada demokrasi selama ada kemungkinan bagi semua anggota kelompok untuk
menjalankan partisipasi politik dengan cara efektif.
Pembinaan berasal dari kata “bina”
yang mendapat awalan ke- dan akhiran – an, yang berarti bangun/bangunan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau
proses, perbuatan, cara membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Mental diartikan sebagai kepribadian
yang merupakan kebulatan yang dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin
dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya. Dalam ilmu
psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti dari kata
personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua
unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan
yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara
menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan,
menyenangkan dan sebagainya.
Terdapat cukup alasan yang baik
untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada pertanyaan-pertanyaan rasional
yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu.
Misalnya: apakah yang dimaksud dengan pengetahuan, dan/atau ilmu? Dapatkah kita
bergerak ke kiri dan kanan di dalam ruang tetapi tidak terikat oleh waktu?
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sekitar pendidikan dan ilmu
pendidikan. Kiranya kegiatan pendidikan bukanlah sekedar gejala sosial yang
bersifat rasional semata mengingat kita mengharapkan pendidikan yang terbaik
untuk bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk anak-anak kita masing-masing; ilmu
pendidikan secara umum tidak begitu maju ketimbang ilmu-ilmu sosial dan biologi
tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau suatu studi
terapan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial dan atau
ilmu perilaku.
Pengertian
Televisi
Televisi dari segi
semantiknya berasal dari bahasa Inggris “televission”. Tetapi dipercaya
banyak orang bahwa kata “tele” dipinjam dari bahasa Yunani yang berarti
jauh dan vision (dipinjam dari bahasa Latin) yang berarti pandangan atau
pemandangan.Jadi televisi adalah pemandangan jauh atau pandangan jauh.
Globalisasi dan distribusi satelit semakin canggih, mengakibatkan perubahan
yang fundamental dalam perkembangan media televisi sebagai sebuah industri.
Berangkat dari pengertian di atas
bila dikaji dari segi pemanfaatnnya, maka didapatkan pengertian pemanfaatan
siaran televisi adalah pendayagunaan acara yang ditayangkan televisi. Sedang
sumber belajar merupakan semua sumber yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Media televisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, baik oleh
murid, guru maupun masyarakat, karena sifat media ini yang menarik perhatian
dan dapat menyajikan informasi yang otentik segera setelah peristiwa terjadi.
Pemanfaatan siaran televisi oleh murid akan menambah wawasan dan pengetahuan
dalam mencapai tujuan belajar dan meningkatkan hasil belajar murid. Siaran
televisi sebagai media massa dapat dimanfaatkan untuk manunjukan pembelajaran
apabila visi siarannya seperti Siaran Berita, Siaran Pembangunan, Cerdas
Cermat, Siaran seni dan budaya sampai siaran Kuis dimanfaatkan sebaik-baiknya,
karena dapat meningkatkan kesadaran bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara
guna memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional dan memelihara stabilitas
nasional sejalan dengan dinamika pembangunan dan kemajuan teknologi.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik.
Pengertian lain dari pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari
siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan
kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan
perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga
komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian dan sebagainya.
Melihat dari gambaran di atas dapat
kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi antara berbagai
komponen yang saling berkaitan. Untuk membelajarkan peserta didik, sehingga
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Hambatan
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan
pedoman yang digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan dan menyajikan bahan
pembelajaran, atau aktivitas kerja guru dan siswanya. Guru diharapkan
merencanakan dan menyampaikan pengajaran, karena semua itu memudahkan siswa
dalam belajar.
Pengertian Guru
Untuk mengetahui pengertian guru,
terlebih dahulu mengemukakan bahwa keberadaan guru bagi suatu Negara amatlah
penting apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebi bagi
keberlangsungan hidup yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang
menuntut ilmu yang berguna bagi masyarakat.
Sebagai kelanjutan mengenai
pengertian guru, dalam hal ini mengemukakan bahwa pengertian guru pada
prinsipnya adalah orang yang kerjanya mengajar.
Sedangkan Drs. Moh. Uzer Usman
mengemukakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan khusus
sebagai guru.
Jika kita telaah kedua pengertian
guru tersebut di atas, maka dapatlah dipahami bahwa guru merupakan anggota
masyarakat yang mempunyai keahlian tertentu dalam usaha mewariskan ilmu
pengetahuan bagi orang lain.
Pengertian Minat
dan Pengaruhnya pada Siswa dalam Belajar
1. Pengertian
minat
Berbicara tentang minat, tidak lepas
dari masalah kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis
yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu,
maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang
diinginkannya. Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena
adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan.
Seorang anak misalnya, berkeinginan
untuk dapat pintar naik sepeda, maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk
belajar naik sepeda. Walaupun anak tersebut telah beberapa kali terjatuh dari
sepedanya, akan tetapi mereka tetap berusaha dan mencari jalan bagaimana cara
untuk dapat naik sepeda dengan lancar.
Begitu juga siswa yang mempunyai
minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah
menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat
dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya.
Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya itu
dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan
ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.
Pengertian
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggris communication berasal dari
kata communist yang berarti sama makna. Jadi, kalau dua orang yang terlibat
dalam komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan.
Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan
kesamaan makna. Dengan perkataan lain mengerti bahasanya saja belum tentu
mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang
tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya saling mengerti bahasa
yang dipergunakan, juga mengerti makna dari yang diperbincangkan.
Akan tetapi, pengertian komunikasi
yang dipaparkan di atas sifatnya dasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu
minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang
lain mengerti dan tahu tetapi juga persuasif, yaitu orang lain bersedia
menerima suatu faham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan
dan lain-lain.
TUJUAN
DALAM BELAJAR
Tujuan
Belajar
Setiap manusia kreativitas,
sepanjang aktivitas tersebut disadari, senantiasa dimaksudkan bagi pencapaian
tujuan tertentu. Demikian juga seseorang yang sedang berkreativitas belajar.
tentulah dimaksudkan bagi pencapaian tujuan.
Paling tidak ada empat alasan
mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar. Pertama, agar ia
mempunyai arah dalam berkreativitas belajar. Kedua, agar ia dapat menilai
seberapa target belajar telah ia capai atau belum. Ketiga agar waktu dan
tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar.
1.
Tujuan
belajar dalam hubungannya dengan perubahan tingkah laku.
Salah satu ciri belajar pada diri
seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkah laku pada dirinya. Adanya
perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar berubah dari suatu
kondisi ke kondisi tertentu. Perubahan tingkah laku dalam diri pembelajar
umumnya dapat diamati (obsevable). Oleh karena itu, ketika pembelajar mau
mengadakan aktivitas belajarnya, perlu merumuskan tujuan belajar buat dirinya
sendiri.
Dalam merumuskan tujuan belajar yang
terkait dengan perubahan tingkah laku ini, seseorang pembelajar pertama kali
haruslah mengenali mengenai dirinya sendiri. Pengenalan terhadap dirinya
sendiri ini sangat penting guna merumuskan kebutuhan kebutuhan belajarnya.
Pengenalan mengenai diri sendiri ini juga bisa terhindar dari mempelajari
sesuatu yang sudah dikuasai, disamping dapat terhindar juga dari mempelajari
sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk dipelajari.
Tujuan belajar yang dikaitkan dengan
perubahan tingkah laku ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Jelas siapa yang berubah (dalam hal ini
adalah pembelajar sendiri, dan bukan pengajar).
2.
Jelas perubahannya, dari tidak bisa
sesuatu menjadi bisa sesuatu.
3.
Jelas waktunya, yaitu kapan perubahan
tingkah laku tersebut berlangsung dan tercapai.
4.
Jelas ukuran perubahannya, yang lazim
ditunjukkan secara kuantitatif.
5.
Jelas cara menghukumnya, yaitu perubahan
tersebut dapat diukur dengan cara bagaimana dirumuskan dengan kata-kata yang
kongkrit (observable).
2. Tujuan belajar sebagai pembentukan nilai
dan sikap.
Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan
nilai dan sikap.
Setiap masyarakat, masyarakat
manapun, pasti menganut sebuah nilai, Nilai dimaksud, adakalanya merupakan
produk masyarakat pada kurun waktu yang sejaman dengan mereka. Malahan, pada
masa sekarang ini, nilai-nilai yang dianut oleh sebuah masyarakat, dapat merupakan
kristalisasi dari hasil dialog antara nilai-nilai yang diwariskan oleh generasi
sebelumnya dengan yang sejaman dengan mereka.
Di era globalisasi seperti saat
sekarang, sebagai akibat dari melesatnya perkembangan teknologi komunikasi,
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, dapat merupakan kristalisasi hasil
dialog antara nilai-nilai yang selama ini dianut dengan nilai-nilai baru yang
datang dari dunia luar. Oleh karenanya, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
dewasa ini semakin beragam.
Dalam belajar, ada nilai-nilai
tertentu yang harus diupayakan terbentuk pada diri pembelajar. Nilai-nilai yang
dibentukkan pada diri pembelajar tersebut, tentu nilai-nilai luhur yang secara
universal dianut oleh hampir setiap masyarakat, disamping nilai-nilai luhur yang
spesifik dianut oleh masyarakat dimana pembelajar tersebut berada.
Nilai-nilai luhur yang hampir dianut
oleh setiap masyarakat secara universal misaInya adalah: kebenaran, kejujuran,
keindahan, kemerdekaan, saling membantu dan memberi manfaat. Sementara
nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat secara spesifik khususnya di
lingkungan pembelajar banyak ragamnya, seberagam jumlah pembelajar.
Disamping tujuan
belajar terkait dengan pembentukan nilai, sekaligus juga terkait dengan
pembentukan sikap. Terbentuknya sebuah sikap, lazim juga didasarkan atas sebuah
nilai. Meskipun nilai bukanlah satu-satunya yang menentukan sikap. Berbedanya
nilai-nilai yang dianut oleb seseorang lazim menjadikan penyebab berbedanya
seseorang dalam menyikapi sesuatu. Sebab, nilai-nilai yang dianut seseorang
turut menentukan persepsi seseorang tentang sesuatu. Pada hal persepsi
seseorang terhadap sesuatu lazimnya juga turut menentukan sikap seseorang
terhadap sesuatu.
PENUTUP
1.
Seorang guru dalam merencanakan
pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas
dan jelas.
2.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat
memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
3.
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam
merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.
4.
Tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan.
5.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan
secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior,
Condition dan Degree
6.
Dalam merumuskan tujuan belajar yang
terkait dengan perubahan tingkah laku ini, seseorang pembelajar pertama kali
haruslah mengenali mengenai dirinya sendiri. Pengenalan terhadap dirinya
sendiri ini sangat penting guna merumuskan kebutuhan kebutuhan belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar