Rabu, 11 Juli 2012

Makalah Pembentukan Sikap Dalam Belajar


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa, berkat limpahan karunianya kami akhirnya dapat menyelesaikan MAKALAH yang sederhana ini tepat pada waktunya. Makalah sederhana yang kami buat ini dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Perencanaan Pembelajaran Biologi yang dibimbing oleh Ibu Rospita Samosir Spd. Mpd.

                Salah satu kunci keberhasilan dalam belajar (dan juga dalam kehidupan dunia karir kita nanti adalah adanya tujuan yang jelas.  Tujuan biasanya menentukan hasil yang akan Anda capai.  Rasulullah s.a.w. pernah bersabda bahwa setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat/tujuannya dan bahwa hasil yang akan diperoleh orang yang bekerja tersebut akan sesuai dengan niat/tujuan yang ingin dicapainya.
Begitu pula lah tujuan kita dalam belajar, memperoleh pelajaran yang nantinya akan menumbuh kan sikap yang baik dalam menjalankan kehidupan saat ini dan di hari – hari selanjutnya.

            Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih. Kami menyadari MAKALAH yang singkat dan sederhana ini memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran ( yang membangun ) tetap kami nantikan agar lebih sempurna lagi ilmu yang bisa kita dapat dari makalah ini.









Universitas Labuhan Batu
30 mei 2011

Kelompok III















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………  1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..   2

PENDAHULUAN
                                                                                                                                              
BAGAIMANA MENAMBUHKAN SIKAP BELAJAR YANG BAIK…………………            3 - 4

ISI
                                                                                                                                            
PENGERTIAN PEMBENTUKAN SIKAP DALAM BELAJAR………………………..5 - 8
            TUJUAN DALAM BELAJAR………………………………………………..… 9 - 10

PENUTUP………………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 12












PENDAHULUAN

BAGAIMANA MENUMBUHKAN SIKAP BELAJAR YANG BAIK

            Kita sering mendengar kasus dimana seorang pelajar mengeluh tentang kesulitannya pada masalah belajar yang baik. Keluhan ini biasanya timbul menjelang ulangan umum dan ujian. Keluhan tersebut terdengar ditelinga kita, misalnya “ belajar sudah toh, tapi tidak bisa juga?”. Dipicu pertanyaan tersebut membuat pelajar menjadi pesimis untuk belajar, akibatnya mengambil jalan lain yaitu menyontek misalnya dengan mengambil sehelai kertas, kemudian mengguntingnya menjadi kecil – kecil untuk dijadikan media mencontek. Mencontek ini menjadi sasaran pertama agar hasil ulangan umum dan ujian mendapat nilai bagus.
Sehubungan dengan masalah di atas, sebagai seorang mahasiswa sekaligus calon guru perlu mengetahui kemudian menjelaskan bahwa untuk belajar yang baik seorang siswa harus mengetahui dan memahami mengenai tujuan belajar, minat terhadap pelajaran, percaya pada kemampuan diri sendiri dan keuletan.

            Pelajar yang menekuni pendidikan di sekolah maupun luar sekolah dicetak menjadi masyarakat intelektual yang memiliki ilmu pengetahuan dan kecakapan hidup untuk menjawab setiap masalah dan tantangan dalam berbagai aspek kehidupan ( ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi dan pendidikan itu sendiri)  dalam masyarakat yang dinamis.

            Menurut Sugihartono (2007) belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Maka pendidikan yang harus diberikan kepada pelajar selain mencakup bekal ilmu pengetahuan juga pendidikan yang mengandung nilai – nilai budi pekerti luhur yang akan merubah sikap dan perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat menguasai teknologi, menumbuhkan perekonomian serta mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencapai semua ini, mulailah kita membiasakan cara belajar yang baik.

“Mengetahui tujuan belajar”

            Belajar bukan saja dilakukan saat menjelang ulangan umum atau ujian. Tetapi belajar harus dijalankan setiap hari karena tujuan belajar bukan hanya semata – mata mencari nilai yang bagus atau mendapatkan pujian belaka. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan dan mengaplikasikannya  dalam kehidupan sehari – hari dalam membentuk sikap dan tingkah laku dengan iringan mental yang kuat. Seorang pelajar harus menanamkan sikap sadar pentingnya belajar.

“Minat terhadap pelajaran”

            Sebelum belajar, seorang siswa hendaknya terlebih dahulu berminat pada pelajaran yang diikutinya. Bila pelajar tidak menaruh minat tentunya akan timbul kesulitan dalam belajar. Karena adanya minat dan ketertarikan terhadap suatu pelajaran akan mempermudah proses pemahaman kita dalam mengikuti setiap mata pelajaran yang diberikan guru. Bila sudah mempunyai suatu pemikiran tentang minat terhadap pelajaran, akan timbul suatu kegembiraan dan kepuasan dalam usaha proses belajar. Sebaliknya, bila seorang pelajar tidak minat terhadap pelajaran yang diikutinya maka akan sulit dalam proses belajar.
            Pada umumnya, kesulitan belajar dengan baik disebabkan karena  tidak adanya minat terhadap mata pelajaran. Penyebabnya bermacam - macam diantaranya ada yang benci kepada guru yang mengajarnya, shingga tidak minat pada pelajaran yang diajarkannya. Mulai sekarang, sebagai pelajar yang baik hendaknya memiliki minat pada seluruh mata pelajaran yang diikuti.

“Harus percaya diri”

            Krisis mental yang dialami banyak pelajar adalah kurang atau bahkan tidak adanya rasa percaya pada kemampuan diri sendiri. Hal ini akan memicu rasa pesimis dari usaha yang dilakukannya. Seharusnya seorang pelajar berani menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan dalam belajar, karena akan mendorong kita untuk belajar dengan serius dan sungguh - sungguh. Sebenarnya bila kita sudah siap belajar dan mempunyai rasa percaya pada kemampuan diri sendiri, maka tidaklah sulit mengerjakan soal dan semakin optimis dalam memperoleh hasilnya, tentunya akan terhindar dari fenomena menyontek.

“Harus ulet”

            Belajar tanpa didasari keuletan tidak akan mendapatkan keberhasilan maksimal. Sebab keuletan akan menunjang suatu keberhasilan terhadap target yang akan kita capai. Keuletan dalam belajar sangatlah penting dmiliki seorang pelajar. Ketika menghadapi ulangan atau ujian maka denyut jantung lebih cepat dan suasana lebih tegang dari biasanya hal ini karena kurangnya persiapan dan keseriusan belajar. Dengan sikap ulet maka pelajar selalu siap menghadapi ulangan atau ujian dan tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang disodorkan.

























ISI

PENGERTIAN PEMBENTUKAN SIKAP DALAM BELAJAR



            Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di atas bumi dilengkapi dengan akal sehat serta hasrat ingin tahu, sehingga ia selalu tanya atau mempertanyakan sesuatu, mulia dari hal-hal yang sangat sederhana sampai kepada hal-hal yang sangat rumit. Oleh karena itu, mengapa manusia belajar? Jawabannya adalah karena ia ingin mengetahui atau memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan. Jawaban lengkapnya adalah manusia belajar karena mempunyai bakat  untuk belajar, yang dipacu oleh sikap ingin tahun dan didukung oleh kemampuan untuk mengetahui.



            Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya.
            Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual mereka sendiri (Handbook of adolescent psychology, 1980).
            Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.




            Pendidikan secara umum, merupakan suatu usaha untuk menambah kecakapan, pengertian dan sikap belajar dan pengalaman yang diperlukan untuk mementingkan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup. Usaha tersebut terdapat baik dalam masyarakat yang masih terbelakang maupun masyarakat yang sudah maju atau masyarakat yang sangat maju.
            Belajar mengajar sebagai salah satu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang  saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Olehnya itu dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran. Begitu juga pendidik atau guru merupakan seorang fasilitator, yang bertugas memfasilitasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar sendiri.


-          Ilmu Jiwa Belajar

            Usaha untuk mencapai pada tingkat ilmu jiwa belajar tentunya  kita harus lebih dahulu mengetahui tujuan umum belajar beserta bagaimana  tentang psikologi itu sendiri. Menurut Rene Descartles (1596-1650) ilmu jiwa adalah ilmu tentang kesadaran lain halnya yang dikemukakan oleh  Sarlinto W. Sarwono yakni ilmu pengetahuan yang mepelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya”. Dalam ruang lingkup psikologi belajar ini banyak hal yang harus diketahui, seperti  teori-teori belajar, prinsip belajar, hakikat dan jenis-jenis belajar. Untuk tahap ini ilmu jiwa belajar menjadi tujuan untuk lebih memahami karakter pendidik dengan yang dididik, oleh karenanya untuk  lebih memperjelas bagaimana dengan isi-isi yang akan dibahas dalam makalah ini tentunya harus  berawal  dari awal mula latar belakang pembelajaran psikologi belajar ini dan menjadikan pola awal atau dasar yang kuat yang akan dijadikan kunci pengetahuan umum pembahasan selanjutnya.


-          Demokrasi

            Menurut beberapa segi pandangan dapat dibedakan jenis demokrasi. Demokrasi sendiri bukan merupakan tujuan, jika efektivitas sistem politik merupakan tujuan akhir maka persaingan antara partai-partai, dengan kata lain suatu model konflik atau popularitas dan pemilih yang relatif nasional yang dapat mengadakan pilihan partai yang tepat, akan dianggap sebagai syarat-syarat menguntungkan bagi demokrasi politik.
            Demokrasi politik digambarkan sebagai cara pembentukan kebijaksanaan yang ada selama anggota-anggota kelompok mempunyai kemungkinan mempengaruhi isi, terwujudnya dan dampak kebijaksanaan kelompok secara langsung atau tidak langsung. Menurut pendapat demikian masih ada demokrasi selama ada kemungkinan bagi semua anggota kelompok untuk  menjalankan partisipasi politik dengan cara efektif.


-          Pengertian Pembinaan Mental

            Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan ke- dan akhiran – an, yang berarti bangun/bangunan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
            Mental diartikan sebagai kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya. Dalam ilmu psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.

            Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu. Misalnya: apakah yang dimaksud dengan pengetahuan, dan/atau ilmu? Dapatkah kita bergerak ke kiri dan kanan di dalam ruang tetapi tidak terikat oleh waktu? Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sekitar pendidikan dan ilmu pendidikan. Kiranya kegiatan pendidikan bukanlah sekedar gejala sosial yang bersifat rasional semata mengingat kita mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk anak-anak kita masing-masing; ilmu pendidikan secara umum tidak begitu maju ketimbang ilmu-ilmu sosial dan biologi tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau suatu studi terapan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial dan atau ilmu perilaku.



Pengertian Televisi
Televisi dari segi semantiknya berasal dari bahasa Inggris “televission”. Tetapi dipercaya banyak orang bahwa kata “tele” dipinjam dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan vision (dipinjam dari bahasa Latin) yang berarti pandangan atau pemandangan.Jadi televisi adalah pemandangan jauh atau pandangan jauh. Globalisasi dan distribusi satelit semakin canggih, mengakibatkan perubahan yang fundamental dalam perkembangan media televisi sebagai sebuah industri.
            Berangkat dari pengertian di atas bila dikaji dari segi pemanfaatnnya, maka didapatkan pengertian pemanfaatan siaran televisi adalah pendayagunaan acara yang ditayangkan televisi. Sedang sumber belajar merupakan semua sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media televisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, baik oleh murid, guru maupun masyarakat, karena sifat media ini yang menarik perhatian dan dapat menyajikan informasi yang otentik segera setelah peristiwa terjadi. Pemanfaatan siaran televisi oleh murid akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam mencapai tujuan belajar dan meningkatkan hasil belajar murid. Siaran televisi sebagai media massa dapat dimanfaatkan untuk manunjukan pembelajaran apabila visi siarannya seperti Siaran Berita, Siaran Pembangunan, Cerdas Cermat, Siaran seni dan budaya sampai siaran Kuis dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena dapat meningkatkan kesadaran bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara guna memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional dan memelihara stabilitas nasional sejalan dengan dinamika pembangunan dan kemajuan teknologi.



Pengertian Pembelajaran
            Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
            Pengertian lain dari pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
            Melihat dari gambaran di atas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan. Untuk membelajarkan peserta didik, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Hambatan Perencanaan Pembelajaran
            Perencanaan pembelajaran merupakan pedoman yang digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan dan menyajikan bahan pembelajaran, atau aktivitas kerja guru dan siswanya. Guru diharapkan merencanakan dan menyampaikan pengajaran, karena semua itu memudahkan siswa dalam belajar.



Pengertian Guru
            Untuk mengetahui pengertian guru, terlebih dahulu mengemukakan bahwa keberadaan guru bagi suatu Negara amatlah penting apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebi bagi keberlangsungan hidup yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu yang berguna bagi masyarakat.
            Sebagai kelanjutan mengenai pengertian guru, dalam hal ini mengemukakan bahwa pengertian guru pada prinsipnya adalah orang yang kerjanya mengajar.
            Sedangkan Drs. Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan khusus sebagai guru.
            Jika kita telaah kedua pengertian guru tersebut di atas, maka dapatlah dipahami bahwa guru merupakan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian tertentu dalam usaha mewariskan ilmu pengetahuan bagi orang lain.


Pengertian Minat dan Pengaruhnya pada Siswa dalam Belajar
1. Pengertian minat
            Berbicara tentang minat, tidak lepas dari masalah kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
            Seorang anak misalnya, berkeinginan untuk dapat pintar naik sepeda, maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar naik sepeda. Walaupun anak tersebut telah beberapa kali terjatuh dari sepedanya, akan tetapi mereka tetap berusaha dan mencari jalan bagaimana cara untuk dapat naik sepeda dengan lancar.
            Begitu juga siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.

Pengertian Komunikasi
            Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata communist yang berarti sama makna. Jadi, kalau dua orang yang terlibat dalam komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya saling mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari yang diperbincangkan.
            Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu tetapi juga persuasif, yaitu orang lain bersedia menerima suatu faham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.




TUJUAN DALAM BELAJAR

Tujuan Belajar
            Setiap manusia kreativitas, sepanjang aktivitas tersebut disadari, senantiasa dimaksudkan bagi pencapaian tujuan tertentu. Demikian juga seseorang yang sedang berkreativitas belajar. tentulah dimaksudkan bagi pencapaian tujuan.
            Paling tidak ada empat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar. Pertama, agar ia mempunyai arah dalam berkreativitas belajar. Kedua, agar ia dapat menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum. Ketiga agar waktu dan tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar.

1.      Tujuan belajar dalam hubungannya dengan perubahan tingkah laku.

            Salah satu ciri belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkah laku pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar berubah dari suatu kondisi ke kondisi tertentu. Perubahan tingkah laku dalam diri pembelajar umumnya dapat diamati (obsevable). Oleh karena itu, ketika pembelajar mau mengadakan aktivitas belajarnya, perlu merumuskan tujuan belajar buat dirinya sendiri.
            Dalam merumuskan tujuan belajar yang terkait dengan perubahan tingkah laku ini, seseorang pembelajar pertama kali haruslah mengenali mengenai dirinya sendiri. Pengenalan terhadap dirinya sendiri ini sangat penting guna merumuskan kebutuhan kebutuhan belajarnya. Pengenalan mengenai diri sendiri ini juga bisa terhindar dari mempelajari sesuatu yang sudah dikuasai, disamping dapat terhindar juga dari mempelajari sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk dipelajari.




            Tujuan belajar yang dikaitkan dengan perubahan tingkah laku ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1.      Jelas siapa yang berubah (dalam hal ini adalah pembelajar sendiri, dan bukan pengajar).

2.      Jelas perubahannya, dari tidak bisa sesuatu menjadi bisa sesuatu.

3.      Jelas waktunya, yaitu kapan perubahan tingkah laku tersebut berlangsung dan tercapai.

4.      Jelas ukuran perubahannya, yang lazim ditunjukkan secara kuantitatif.

5.      Jelas cara menghukumnya, yaitu perubahan tersebut dapat diukur dengan cara bagaimana dirumuskan dengan kata-kata yang kongkrit (observable).

2.      Tujuan belajar sebagai pembentukan nilai dan sikap.

 Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan nilai dan sikap.

            Setiap masyarakat, masyarakat manapun, pasti menganut sebuah nilai, Nilai dimaksud, adakalanya merupakan produk masyarakat pada kurun waktu yang sejaman dengan mereka. Malahan, pada masa sekarang ini, nilai-nilai yang dianut oleh sebuah masyarakat, dapat merupakan kristalisasi dari hasil dialog antara nilai-nilai yang diwariskan oleh generasi sebelumnya dengan yang sejaman dengan mereka.
            Di era globalisasi seperti saat sekarang, sebagai akibat dari melesatnya perkembangan teknologi komunikasi, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, dapat merupakan kristalisasi hasil dialog antara nilai-nilai yang selama ini dianut dengan nilai-nilai baru yang datang dari dunia luar. Oleh karenanya, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dewasa ini semakin beragam.

            Dalam belajar, ada nilai-nilai tertentu yang harus diupayakan terbentuk pada diri pembelajar. Nilai-nilai yang dibentukkan pada diri pembelajar tersebut, tentu nilai-nilai luhur yang secara universal dianut oleh hampir setiap masyarakat, disamping nilai-nilai luhur yang spesifik dianut oleh masyarakat dimana pembelajar tersebut berada.
            Nilai-nilai luhur yang hampir dianut oleh setiap masyarakat secara universal misaInya adalah: kebenaran, kejujuran, keindahan, kemerdekaan, saling membantu dan memberi manfaat. Sementara nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat secara spesifik khususnya di lingkungan pembelajar banyak ragamnya, seberagam jumlah pembelajar.
Disamping tujuan belajar terkait dengan pembentukan nilai, sekaligus juga terkait dengan pembentukan sikap. Terbentuknya sebuah sikap, lazim juga didasarkan atas sebuah nilai. Meskipun nilai bukanlah satu-satunya yang menentukan sikap. Berbedanya nilai-nilai yang dianut oleb seseorang lazim menjadikan penyebab berbedanya seseorang dalam menyikapi sesuatu. Sebab, nilai-nilai yang dianut seseorang turut menentukan persepsi seseorang tentang sesuatu. Pada hal persepsi seseorang terhadap sesuatu lazimnya juga turut menentukan sikap seseorang terhadap sesuatu.




PENUTUP

1.      Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.

2.      Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa


3.      Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

4.      Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.


5.      Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

6.      Dalam merumuskan tujuan belajar yang terkait dengan perubahan tingkah laku ini, seseorang pembelajar pertama kali haruslah mengenali mengenai dirinya sendiri. Pengenalan terhadap dirinya sendiri ini sangat penting guna merumuskan kebutuhan kebutuhan belajarnya.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar