KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa Berkat limpahan Karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah yang sederhana
ini. Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia. Kami
berharap dengan makalah yang kami susun ini kita dapat mengetahui Tema Karangan
dan Kerangka Karangan yang baik.
Akhir
kata kami mengucapkan Terimah kasih kepada pembaca atas kerja sama kepada
rekan-rekan kelompok. Kami menyadari bahwa Makalah yang singkat dan sederhana
ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
Tim
penyusun
(kelompok tiga)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
ISI
BAB I TEMA
KARANGAN.................................................................... 1
1.
Pengertian Tema .................................................................... 1
2.
Memilih Topik ........................................................................ 1
3.
Pembatasan Topik ................................................................. 2
4.
Menentukan Maksud ............................................................. 2
5.
Tesis dan Pengungkapan maksud ........................................ 2
6.
Tema yang baik ...................................................................... 3
BAB II KERANGKA
KARANGAN ........................................................ 5
1.
Pengertian Kerangka Karangan ........................................... 5
2.
Manfaat Kerangka Karangan .............................................. 6
3.
Penyusunan Kerangka Karangan ........................................ 6
4.
Pola Susunan Kerangka Karangan ...................................... 6
5.
Macam-Macam Kerangka Karangan .................................. 8
6.
Penerapan Penyusunan ......................................................... 8
7.
Syarat-Syarat Kerangka Karangan ..................................... 9
ISI
TEMA KARANGAN
1. Pengertian Tema
Menurut arti katanya tema berarti “sesuatu yang telah
diuraikan”,atau “sesuatu yang yang telah ditempatkan”.Kata ini berasaldari kata
Yunani tithenai yang berarti
‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’.Dalam kehidupan sehari-hari kata tema sering dikacaukan pula pemakaiannya
dengan istilah topik.Kata topik juga
berasal dari kata Yunani topoi yang
berarti tempat.
Husnul (2006;67)
“topik adalah pokok karangan yang akan
Dijadikan landasan penyusunan karangan”
Selanjutnya Keraf (1980;108)
Tema adalah
suatu perumusan
dari topik yang akan di
jadikan landasan dan
tujuan
yang akan dicapai
melalui
topik tadi.
Dengan demikian dapat disimpulkan ; Pada
waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur Yang paling
dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi.
2. Memilih Topik
Masalah pertama yang dihadapi penulis
untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan.
Syarat-syarat
pemilihan topik ;
~ menarik perhatian penulis itu sendiri
~ diketahui dan dikuasai oleh penulis tersebut
~ harus cukup sempit dan terbatas
~ sebaiknya tidak terlalu baru,terlalu
teknis,dan terlalu controversial (khusus pemula)
3. Pembatasan Topik
Setiap penulis harus betul-betul yakin
bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus
untuk digarap. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang
dalam beberapa hal. Pertama-tama memungkinkan penulis untuk menulis dengan
penuh keyakinan dan kepercayaan,karena pokok itu benar-benar diketahuinya. Pembatasan
dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian
yang lebih intensif mengenia masalahnya.
4. Menentukan Maksud
Pembatasan topik belum dengan
sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu penulis
harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud merupakan sebuah
rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas
tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud juga akan
menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan
karangan itu.
5. Tesis dan Pengungkapan
maksud
Untuk keperluan penyusunan sebuah
kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang berbentuk kalimat. Perumusan
singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan disebut tesis. Perumusan
singkat ini yang tidak menekankan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a. tesis
fungsi tesis ini bagi sebuah karangan, adalah sama
seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi sebuah alenia.
b. pengungkapan maksud
Dengan merumuskan sebuah pengungkapan maksud, maka
gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih
hidup sehingga membangkitkan pula semangat kita sebagai penulis untuk
merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.
6. Tema yang baik
Sebuah
tema hanya akan dinilai setinggi-tingginya bila telah dikembangkan
secara jujur dan segar, digarap secara terperincih dan jelas, sehingga dapat
menambah informasi yang berharga bagi perbendaharaan pengetahuan pembaca. Tema
yang dikembangkan dengan memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah
tema yang baik.
Syarat-syarat tema yang baik ;
a. kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah
tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat pertama-tama melalui gagasan
sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula dilihat melalui subordinasi
atau perincian-perinciannya.
b. kesatuan
Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya
ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema.
c. perkembangan
Perkembangan yang kurang baik akan merusak tema dan
mengaburkan topik dan tujuannya.
d. keaslian
Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut,pertama dari pilihan pokok persoalannya,dari sudut pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian kalimat-kalimatnya,dari pilihan kata,dsb.
1. Sudut
pandangan
Sudut pandangan dalam hubungan ini adalah persoalan
bagaimana sikap hidup seseorang sehari-hari.
2. pendekatan
Suatu cara yang lebih kompleks untuk menjamin originalitas
dalam pendekatan adalah mempergunakan analogi untuk menjelaskan sebuah tema.
3. kalimat
Suatu pegangan yang baik adalah sejauh mungkin
menghindari frasa atau gaya
bahasa yang sering dibaca atau didengar.
e. judul yang cocok
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca
dan akan cocok pula dengan temanya.
Syarat-syarat judul yang baik ;
1. judul
harus relevan
2. judul
harus provokatif
3. judul
harus singkat
KERANGKA KARANGAN
1. Pengertian Kerangka Karangan
Sebuah kerangka karanganmengandung
rencana kerja,memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperincih
dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan
teratur,serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama
dari gagasan-gagasan tambahan.
Kosasih (2004;129)
“Kerangka karangan adalah rencana
kerja yang memuat
garis-garis
besar suatu karangan”
Selanjutnya Keraf (1980;132)
Kerangka
karangan adalah pada umumnya para penulis
Pertama-tama
harus membuat bagan atau rencana
Kerja,yang
setiap kali dapat mengalami perbaikan
Dan
penyempurnaan hingga dicapai bentuk yang lebih
Sempurna.untuk
membuat perencanaan semacam itu
Diperlukan
sebuah metode yang teratur, sehingga
Pada
waktu menyusun bagian-bagian dari topik yang
Akan
digarap itu dapat dilihat hubungan yang jelas
Antara
satu bagian dengan bagian yang lain,bagaimana
Yang
sudah baik dan bagian mana yang masih
Memerlukan
penyempurnaan
Dengan demikian dapat disimpulkan ;
Kerangka
karangan adalah suatu rencana kerja yang
Memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang
Akan
digarap
2. Manfaat Kerangka Karangan
a. memudahkan penyusunan karangan sehingga
menjadi lebih teratur
b. memudahkan penempatan antara bagian karangan
yang penting dengan yang kurang penting
c. menghindari penggarapan sebuah topik sampai
dua kali atau lebih
d. memudahkan penulis untuk mencari materi
pembantu
3. Penyusunan Kerangka Karangan
Langkah-langka penyusunan kerangka karangan ;
a. rumuskan tema
b. mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan
yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi
c. penulis berusaha mengadakan evaluasi semua
topik yang telah tercatat pada langkah kedua diatas
4. Pola Penyusunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit
kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialam.
1. Urutan waktu (kronologis)
Urutan yang didasarkan runtunan
peristiwa atau tahap-tahap kejadian
2. Urutan ruang (spasial)
Urutan penyajian suatu keadaan atau
benda, yang disusun berdasarkan urutan keruangan
3. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat
dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada
b. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan fikiran untuk
menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan
atau urutan logis.
1. Urutan klimaks dan anti klimaks
Bila bagian penting itu ditempatkan dibagian akhir, maka
urutan ini disebut klimaks. Sebaliknya, Apabila bagian yang dianggap penting
itu dikemukakan pada awal pembahasan, Maka hal itu disebut urutan anti klimaks.
2. Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan sebab akibat dan akibat
sebab. Pada pola yang pertama,masalah utama dianggap sebagai sebab.kemudian
dilanjutkan dengan perincian-perincian yang merupakan akibat-akibatnya.
Pola yang kedua masalah utama dianggap sebagai
akibat.dilanjutkan kemudian dengan perincian-perincian yang berusaha mencari
sebab-sebabnya.
3. Urutan pemecahan masalah
Penyusunan kerangka karangan dimulai dengan penyajian
masalah kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah
itu.
4. Urutan umum - khusus
Terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke khusus dan
dari khusus ke umum. Urutan yang bergerak dari umum ke khusus,pertama-tama
diperkenalkan sesuatu yang umum kemudian diikuti oleh uraian-uraian khusus. Urutan
khusus umum merupakan kebalikan dari pola diatas.
5. Urutan familiaritas
Dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah
dikenal,kemudian berangsur-angsur pindah ke hal-hal yang kurang dikenal atau
belum dikenal.
6. Urutan akseptabilitas
Mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak
oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para
pembaca.
5. Macam-Macam Kerangka Karangan
a. Berdasarkan Perinciannya
1. Kerangka karangan sementara atau non formal
Kerangka karangan yang masih berubah sesuai dengan
proses, baik pada saat dirujuk kembali pada topik maupun pada saat proses
menulis sedang berlangsung.
2. Kerangka karangan formal
Kerangka karangan yang sudah mantap,tidak akan berubah
lagi.
b. Berdasarkan Perumusan
Teksnya
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat yang unit-unitnya ditulis dalam
perumusan kalimat
2. Kerangka karangan topik
Kerangka karangan yang unit-unitnya ditulis dalam
perumusan kata atau frasa
6. Penerapan Penyusunan
Untuk menerapkan cara penyusunan
kerangka karangan dengan mempergunakan semua persyaratan sebagai telah
dikemukakan diatas.
Untuk memudahkan uraian mengenai
penerapan ini contoh yang dikemukakan ini akan digarap dalam bentuk kerangka
sementara berbentuk kerangka kalimat, kemudian kerangka sementara itu
dikembangkan dengan langsung mengemukakan bentuknya dalam kerangka formal yang
dirumuskan dengan kata atau frasa.
7. Syarat-syarat Kerangka Yang Baik
a. tesis atau pengungkapan maksud harus jelas
Tesis atau pengungkapan maksud merupakan tema dari
karangan yang akan digarap. Sebab itu perumusan tesis atau pengungkapan maksud
harus dirumuskan dengan jelas dalam struktur kalimat yang baik, jelas
menampilkan topik mana yang dijadikan landasan uraian dan tujuan mana yang akan
dicapai oleh landasan tadi. Tesis atau pengungkapan maksud yang akan
mengarahkan kerangka karangan itu.
b. tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan
Karena tiap unit dalam kerangka karangan,baik unit
atasan maupun unit bawahan, tidak boleh mengandung lebih dari satu gagasan
pokok, maka akibatnya tidak boleh ada unit yang dirumuskan dalam dua kalimat,
atau dalam kalimat majemuk setara, atau
kalimat majemuk bertingkat, atau dalam frasa koordinatif. Bila ada dua
atau tiga pokok dimasukkan bersama-sama dalam satu symbol yang sama, maka
hubungan strukturnya tidak akan tampak jelas. Bila terjadi hal yang demikian
maka unit itu harus segera direvisi. Bila kedua gagasan itu berada dalam
keadaan setara, maka masing-masingnya harus ditempatkan dalam urutan symbol
yang sama derajatnya. Bila terdapat gagasan-gagasan yang tidak setara, maka
ide-ide yang berbeda tingkatnya itu harus ditempatkan dalam simbol-simbol yang
berlainan derajatnya.
c. pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis
Persoalan-persoalan atau topik-topik yang dicatat dibawah
judul-judul atasan, harus sungguh-sungguh bersifat bawahan dan tidak boleh sama
atau lebih tinggi dari judul atasannya. Dan lebih lagi tidak boleh ada sebuah
pokok bawahan yang ditempatkan dibawah sebuah pokok atasan tetapi sama sekali
tidak mempunyai hubungan dengan pokok atasan itu. Tiap pokok bawahan harus
secara langsung dan logis menunjang atau memperkuat pokok atasannya.
Oleh
sebab itu kerangka karangan yang disusun secara logis dan teratur mempersoalkan
tiga hal,
Yaitu :
1. apakah tiap unit yang lebih tinggi telah
diperincih secara maksimal;
2. apakah
tiap perincian mempunyai hubungan langsung dengan unit atasan langsungnya ;
3. apakah
urutan perincian itu sudah baik dan teratur.
d. harus mempergunakan pasangan symbol yang konsisten
Penggunaan pasangan symbol yang konsisten mencakup dua
hal yaitu pemakaian angka dan huruf sebagai penanda tingkatan dan urutan
unit-unitnya, dan tipografi yaitu penempatan angka dan huruf penanda tingkatan
dan teks dari tiap unit kerangka karangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. GORYS KERAF (1980) Komposisi Flores
NTT Nusa Indah
2. E.KOSASIH
(2004) Bimbingan Pemantapan BANDUNG
Yrama Widia
3. ADE HUSNUL (2006) Modul Bahasa Indonesia BOGOR
Yudhistira
4. Website ; www.pengantarbahasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar